Bismillaahirrahmaanirraahiim..
Salam Sejahtera..
Om Shanti Sahnti Shanti Om...
Pertama-tama, kiranya agan berkenan untuk
Ayoo kita mulai buat vaksinnya....
Quote:
PENEMUNYA
Quote:
Artina Prastiwi, mahasiswi Fak Kedokteran Hewan UGM |
|
Cara Buatnya :
Quote:
Penimbangan Sesuai Dosis
Quote:
Untuk dosis 10 mililiter diperlukan buah mahkota dewa kering sebanyak 100 gram per 100 mililiter air, atau kelipatannya yakni 100 gram per 1.000 mililiter.
Buah Mahkota Dewa:
Yang udah dikeringkan :
|
|
Selanjutnya:
Quote:
PENYULINGAN
Quote:
Dilakukan penyulingan untuk mendapatkan ekstrak.
|
|
Quote:
PENGUJIAN KADAR SAPONIN
Quote:
Dilakukan pengujian kadar saponin di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Ekstrak mahkota dewa harus mengandung kadar saponin 10 persen.
Struktur kimia Saponin:
Saponins are a class of chemical compounds, one of many secondary metabolites found in natural sources, with saponins found in particular abundance in various plant species. Specifically, they are amphipathic glycosides grouped phenomenologically by the soap-like foaming they produce when shaken in aqueous solutions, and structurally by their composition of one or more hydrophilic glycoside moieties combined with a lipophilic triterpene derivative. A ready and therapeutically relevant example is the cardio-active agent digoxin, from common foxglove. |
|
Quote:
HASIL VAKSINNYA
Quote:
Hasil saponin yang diperoleh itu yang digunakan sebagai bahan baku yakni pelarut suspense antigen virus AI. Kemudian yang digunakan sebagai vaksin adalah ekstrak mahkota dewa 0,2 mililiter
Vaksin dah jadinya (ilustrate):
Vaksin aslinya, yg dipegang ama sih penemu |
|
Vaksin ini sudah di ujicoba loohh,,, berikut hasil ujicobanya...
Quote:
UJI COBA
Quote:
pada awalnya uji coba dilakukan pada 30 telur ayam berembrio. Dari hasil uji tersebut diketahui telur yang diberi virus AI dan diberi tambahan saponin 10 persen dari ekstrak buah mahkota dewa 0,2 ml, setelah diinkubasi selama 35 hari diketahui embrio tidak mati, sehat, dan tanpa bekas luka.
Namun, telur yang disuntik dosis yang lebih tinggi 15 persen dan 20 persen, ternyata semua embrio mati dengan bentuk perdarahan seluruh tubuh, kekerdilan, dan cairan alantois keruh.
Berdasar penelitian, sepuluh persen merupakan hasil terbaik untuk menghambat virus flu burung. Hal itu membuktikan bahwa kadar saponin yang digunakan harus tepat karena bisa menimbulkan keracunan jika diberikan dalam dosis besar.
Setelah teruji aman pada telur, vaksin mengujikan pada ayam usia kurang dari 21 hari, dan hasilnya cukup menggembirakan. Ayam yang telah divaksin tidak ada satu pun yang mati.
|
|
Terakhir : Hasil penelitian ini akan dipresentasikan dalam seminar internasional yang digelar Amstecs di Jepang pada 19-20 Maret 2011.
Annual Meeting of Science and Technology Studies (Amstecs) 2011
Pesen TS : Mari kita doakan, semoga peresentasinya lancar dan dapat mengahrumkan bangsa Indonesia di mata dunia internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar